BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan belajar anak usia
dini di sekolah sangat dipengaruhi oleh kreatifitas pendidik. Pendidik yang
hanya mengedepankan transfer knowledge tanpa memperhatikan
kreativitas dalam mengajar akan memberikan dampak yang kurang bagus bagi
perkembangan anak usia dini. Padahal, anak usia dini membutuhkan stimulus yang
mampu merangsang pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek perkembangan
anak. Aspek tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik, bahasa,
sosio emosional serta spiritual. Selain itu, aspek
kreativitas dan seni juga sangat dibutuhkan anak sejak usia dini.
Oleh
karena itu, Dalam mentransfer ilmu kepada anak usia dini seorang
pendidik seharusnya dapat memberikan sesuatu yang mudah dicerna oleh anak usia
dini. Sehingga anak dengan mudah akan menangkap apa yang disampaikan
pendidiknya ketika menyampaikan materi. Selain itu, pendidik juga dituntut
profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
Salah satu upaya untuk menjadi
profesional adalah mampu menciptakan suasana pembelajaran menjadi sesuatu yang
diminati oleh anak usia dini. Dalam arti lain, seorang pendidik harus bisa
menciptakan suarana yang menyenangkan dan tidak membebani anak yaitu dengan
pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Pembelajaran aktif merupakan
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktifitas anak usia dini dalam
mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas
dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan
berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Pembelajaran kreatif merupakan pembelajaran yang dapat memotivasi dan
memunculkan kreatifitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
Sedangkan menyenangkan merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya
terdapat hubungan yang kuat antara pendidik dan anak usia dini tanpa ada
perasaan terpaksa atau tertekan.
Pembelajaran yang aktif, kreatif
dan menyenangkan ini dapat terwujud apabila pendidik mampu menyusun materi
pembelajaran dengan baik serta mengkombinasikannya dengan strategi pembelajaran
yang mengedepankan keterlibatan anak usia dini dalam kegiatan permainan yang
dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan kebutuhannya.
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka penulis mencoba mengangkat karya nyata yang berjudul “Segelas Susu di PAUD
Al Madina Wonosobo” yaitu sebuah metode
peningkatan kreativitas pendidik anak usia dini malalui gerak dan lagu. Dengan
harapan, bisa memberikan inspirasi pendidik anak usia dini untuk meningkatkan kreativitasnya dalam kegiatan
belajar mengajar di PAUD baik formal maupun non formal.
B. Masalah dan Tujuan
1. Rumusan Masalah
a. Apa maksud dan tujuan Segelas Susu
dalam pembelajaran?
b. Bagaimana penerapan Segelas Susu di
PAUD Al Madina Wonosobo?
c. Apa dampak dan hasil yang dicapai
dalam penerapan Segelas Susu di PAUD Al Madina Wonosobo?
2. Tujuan
a. Mengetahui maksud dan tujuan Segelas
Susu dalam pembelajaran.
b. Mengetahui penerapan Segelas Susu
di PAUD Al Madina Wonosobo.
c. Mengetahui dampak dan hasil yang
dicapai dalam penerapan segelas susu di PAUD Al Madina Wonosobo.
C. Strategi Pemecahan Masalah
1. Alasan Strategi Pemecahan Masalah
Peningkatan kreatifitas pendidik
anak usia dini dalam pembelajaran dapat ditempuh dengan berbagai hal antara
lain meningkatkan kemampuan pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan di sekolah. Metode Segelas Susu merupakan metode yang penulis
pilih guna terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Metode ini memberikan kesempatan kepada pendidik untuk meningkatkan
kreativitasnya dalam mengajar melalui gerak dan lagu yang disukai oleh anak
usia dini.
Gerak dan lagu memberikan
kesempatan pada anak untuk mengekspresikan diri terhadap apa yang dia tangkap
oleh pendidik. Tujuannya adalah anak-anak bisa merasakan keceriaan, sambil
menggerakkan tubuh mereka dalam menyerap ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh
pendidik.
2.
Strategi Pemecahan Masalah
Metode pembelajaran Segelas Susu merupakan
metode yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar yang tersusun secara
sistematis meliputi langkah-langkah berikut
a.
Pemberian Segelas Susu Saat Opening,
meliputi; berbaris bersama, bernyanyi, bertepuk tangan, dan bergerak sesuai
irama, pengenalan materi sesuai tema bulanan, hafalan doa-doa harian dan surat
pendek dalam Al Qur’an serta tanya jawab
b.
Pemberian Segelas Susu Saat Pembelajaran
sentra, meliputi pijakan lingkungan, pijakan sebelum main, pijakan main, dan
pijakan setelah main.
c.
Pemberian Segelas Susu pada Akhir
Pembelajaran.
Dalam melaksanakan Metode Segelas
Susu pada anak, ada beberapa proses yang membantu pendidik dalam mengkondisikan
anak antara lain:
a.
Hangat dan antusias. Pendidik yang hangat dan
akrab dan akan selalu memberikan dan menunjukkan antusias tugasnya atau
aktivitasnya dalam menerapkan Metode Segelas Susu.
b.
Keluwesan. Keluwesan pendidik dalam
menjalankan Metode Segelas Susu amatlah sangat berarti guna menyampaikan pesan
yang terkandung alam gerak dan lagu tersebut.
c.
Bervariasi. Variasi pendidik dalam menerapkan
metode Segelas Susu pada anak mengurangi gangguan menurunnya semangat anak usia
dini dalam menirukan setiap gerak dan lagu yang diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. METODE DAN
PROSEDUR KERJA
1.
Pengertian Segelas Susu
Segelas Susu adalah singkatan dari sentuhan gerak dan
lagu untuk anak usia dini yang sehat, super, dan sesuai umur. Sehat berarti
terbebas dari segala macam bentuk penyakit jasmani maupun rohani, super berarti
memiliki kepribadian yang kuat dan berkarakter, dan sesuai umur berarti metode
yang dikembangkan didasarkan pada kebutuhan dan perkembangan anak usia dini.
Segelas Susu merupakan metode
pembelajaran gerak dan lagu anak usia dini yang diaplikasikan dalam bernyanyi
sambil menggerakkan anggota tubuh yang diharapkan
mampu menciptakan anak usia dini yang sehat, berkarakter dan tumbuh sesuai
dengan perkembangan anak.
Metode ini mulai dikembangkan oleh
Lembaga PAUD Al Madina Wonosobo setelah mengetahui manfaat yang signifikan bagi
anak usia dini yaitu mampu mempengaruhi dan
mengendalikan pusat syaraf dan membantu anak dalam upaya mengembangkan
kecerdasan yang meliputi berbagai aspek, seperti; kognitif, afektif, psikomotorik,
bahasa, dan juga emosional. Selain itu, metode ini diharapkan mampu
mengembangkan bakat seni yang tertanam pada diri anak dan daya kreativitas pada tenaga pendidik
anak usia dini.
Segelas Susu yang didalamnya
terdapat gerak dan lagu merupakan alternatif bagi pendidik PAUD Al Madina Wonosobo
dalam menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Transfer
knowledge pun terasa sangat ringan dilaksanakan oleh pendidik dan anak dengan
mudah menangkap dan menyerap apa yang diajarkan oleh pendidik.
2.
Tujuan Metode Segelas Susu
Segelas Susu memiliki banyak
manfaat apabila dilaksanakan dan diterapkan dalam sistem pembelajaran, di
antaranya:
a. Bagi Pendidik
a) Transfer knowledge terasa lebih
mudah dan ringan diterapkan kepada anak usia dini
b) Terciptanya pembelajaran yang
aktif dan menyenangkan dalam pembelajaran
c) Meningkatkan daya kreativitas
pendidik dalam pembelajaran
d) Terbentuknya pendidik yang sehat,
cerdas, ceria dan berakhlakul karimah
b. Bagi Anak Usia Dini
a) Anak dengan mudah menyerap dan
memahami apa yang disampaikan oleh pendidik dalam pembelajaran
b) Dengan pembelajaran yang aktif
anak mampu mengekspresikan dirinya
c) Munculnya daya seni dan
kreativitas yang muncul dalam diri anak terutama dalam kecerdasan musikalitas
dan kinestetis
d) Terbentuknya anak usia dini yang
sehat, cerdas, ceria dan berakhlakul karimah.
3.
Penerapan Segelas Susu di PAUD Al Madina
Wonosobo
Sebagaimana yang telah dikemukakan
pada pengertian bahwa Segelas Susu merupakan metode alternatif yang
dikembangkan oleh Lembaga Paud Al Madina
dalam mentransfer ilmu pengetahuan melalui gerak dan lagu, maka Segelas Susu
tidak pernah terlepas dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh
pendidik Paud Al Madina baik di dalam ruangan (in door) maupun di
luar ruangan (out door). Namun demikian, penerapan ini
lebih difokuskan pada saat:
a.
Pemberian Segelas Susu saat Opening

Gambar 1. Pemberian
Segelas Susu saat Opening 1
![]() |
Gambar 2. Pemberian Segelas
Susu saat Opening 2
Opening merupakan kegiatan pembuka yang
dilaksanakan secara bersama oleh pendidik dan anak di halaman sekolah Paud Al
Madina guna mempersiapkan anak agar siap masuk ke kelas. Kegiatan ini meliputi:
1)
Berbaris bersama (vertikal, horisontal, dan
lingkaran, letter U),
2)
Bernyanyi dan bertepuk tangan sesuai tema,
3)
Pengenalan materi sesuai tema bulanan,
4)
Dan hafalan doa harian dan surat pendek
5)
Tanya jawab
Kegiatan yang tersusun secara
sistematis ini merupakan kegiatan rutinan yang dilaksanakan setiap hari. Melalui
pembiasaan ini diharapkan mampu mewujudkan anak yang sehat, cerdas, ceria, dan
memiliki daya emosional yang baik sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak usia dini. Pada kesempatan ini penulis akan menjelaskan dan menerapkan
metode Segelas Susu dalam kegiatan Opening yang dilaksanakan di Paud Al
Madina, dengan tema bulanan Gejala Alam. Adapaun implementasinya sebagai
berikut:
1)
Berbaris Bersama (vertikal, horisontal, dan
lingkaran, letter U),
Pendidik mengkondisikan anak di
halaman sekolah dengan posisi yang bervariatif (vertikal, horisontal, dan
lingkaran, letter U) setiap hari agar tidak
membosankan. Bersama anak-anak, pendidik menyanyikan lagu “Ayo Berbaris
Kita Pasti Bisa”,
“Ayo Berbaris Kita Pasti
Bisa”
Ayo
ayo berbaris
Berbaris
di halaman
Ayo
ayo berbaris
Dengan
hati yang riang
Angkat
tangan gapai masa depan
Berteriaklah
kita pasti bisa
Angkat
kaki ayo kita berlari
Bersama
menggapai mimpi
Kepala
pundak lutut dan kaki
Mari
berteriak dengan mimpi-mimpi
Mata
telinga hidung dan mulut
Mari
bergembira jangan takut takut
Geser
ke kanan Geser ke kiri
Ke
tengah tengah
Lompat
Maju
ke depan mundur ke belakang
Ke
tengah tengah lompat
Satu
dua tiga empat
Lima
enam tujuh delapan
Sembilan
sepuluh
Beri
senyuman jangan mengeluh
Hello
my friends
How
are you today
Im
fine Al Hamdulillah luar biasa Allahu AkbaR
Ya ya ya ya ya ya ya
Ya ya ya ya ya ya ya
Tepuk
Al Madina
Mana orangnya… ini ni ni ni ni
Mana senyumnya… hem hem hem hem
Mana tawanya…. Ha ha ha ha ha
Dari PAUD mana…. Al Madina
Dari PAUD mana…. Al Madina
Kita
semua sehat gembira
Berangkat
sekolah dengan semangat
Tidak
ditungguin mama papa lagi
Kita
semua anak pemberani
a i u e o
bola
ditangkap HAP
bola ditendang DUNG
bola di sundul DUL
sundul ke kanan DUL
sundul ke kiri DUL
sundul ke depan DUL
sundul ke belakang DUL
Saatnya
berdoa!
Tangan
di angkat kepala ditundukkan
2)
Bernyanyi, bertepuk tangan, dan bergerak
sesuai irama.
Pendidik mengajak anak untuk bernyanyi
dan bertepuk sesuai tema (Gejala Alam), misalkan lagu tentang hujan,
sebagai berikut:
Kuncup bunga di taman
Mekar bunganya indah
Kuncup bunga di taman
Mekar bunganya indah
Hujannya turun hujannya turun
Bunganya mengembang
Hujannya turun hujannya turun bunganya mengembang
Lagu ini menjelaskan tentang
proses bunga yang mekar dan turunnya
hujan.
Adapun implementasinya adalah sebagai berikut:
· Pada bait pertama, pendidik dapat
memberikan contoh menggerakkan kedua tangan dan
menggabungkan dua telapak tangan membentuk kuncup bunga.
· Pada bait ke dua, pendidik membuka
kedua telapak tangannya seperti bunga yang mekar.
· Pada bait ke tiga dan
ke empat sama seperti pada bait pertama dan kedua.
· Pada bait ke lima pendidik mengangkat
tangan ke atas sambil diturunkan secara beriringan.
· Dan pada
bait ke enam pendidik memutar ke dua tangan searah jarum jam tetapi berlawanan.
Selain lagu Hujan Turun lagu lagu lain pendukung tema
juga bisa dinyanyikan sambil bertepuk tangan dan menggerakkan anggota badan,
seperti lagu “Matahari Terbit, dan lain sebagainya.
3)
Pengenalan materi sesuai tema bulanan
Pendidik dapat mengenalkan kepada
anak tentang apa itu gejala alam, contohnya
bagaiman matahari terbit. Pendidik juga bisa menjelaskan hal tersebut
melalui gerak lagu “Matahari Terbit”
Matahari
terbit dari sebelah timur
Cahayanya
terang menyinari dunia
Terimakasih
Tuhan
Kau telah
memberikan
Dua mata
indah untuk melihat dunia
Dua mata
indah untuk melihat dunia
· Bait pertama, pendidik memasang kedua jari
tangan membentuk lingkaran. Setelah itu menggerakkan kedua tangan 45 derajat ke
sebelah kiri
· Bait ke dua, pendidik mengankat
dan membuka ke dua tangan menyeruapai jarum jam yang saling berlawanan.
· Bait ke tiga, pendidik memasang ke dua
tangan seperti berdoa
· Bait ke empat, pendidik
menaruh ke dua telapak tangannya tepat di dada sebagai bentuk ucapan
terimakasih.
· Bait ke lima dan ke
enam,
pendidik mengacungkan dua jari yaitu
telunjuk dan tengah kemudian di letakkan tepat di samping kedua mata sambil
digerak-gerakkan.
4)
Hafalan doa – doa harian dan surat pendek
dalam Al Qur’an
Bisakah hafalan doa-doa harian dan
surat pendek dalam Al Qur’an diimplementasikan dalam gerak dan lagu. Jawabannya
adalah bisa. Seperti halnya ketika pendidik mengajak anak untuk menghafalkan
doa sesudah wudhu. Terlebih dahulu pendidik mengajak anak untuk menyanyikan
lagu
wudhu lalu di akhiri dengan doa. Sebagai berikut:
Baca bismillah sambil cuci tangan
Kumur – kumur basuh hidung basuh
muka
Basuh tangan sampai ke siku
Basuh kepala juga telinga
Terakhir basuh kaki lalu doa..... amin
Terakhir basuh kaki lalu doa..... amin
Keterangan:
Pendidik mencontohkan tiap gerakan yang di
lakukan saat berwudhu sesuai irama lagu. Setelah sampai pada bait terakhir
yaitu “doa” pendidik langsung mengajak anak untuk melafalkan doa sesudah wudhu.
Sedangkan dalam menghafalkan surat-surat pendek dalam Al Qur’an seorang
pendidik mengajarkan intonasi yang mudah dipahami dan diserap oleh anak usia
dini. Perlu diketahui, bahwa pembacaan ayat-ayat Al Qur’an di sini tidak
seperti menyanyikan sebuah lagu yang penuh irama. Tetapi pengenalan lagu ini
adalah pada intonasi murotal Al Qur’an yang disukai anak-anak. Sehingga
pelafalan ayat tersebut tidak terkesan datar.
5)
Tanya Jawab
Bagaimana implementasi gerak dan
lagu dalam tanya jawab? Pendidik bisa melakukan tanya jawab setelah kegiatan
opening selesai dan anak siap masuk dalam kelas. Materi yang disampaikan pada
saat opening bisa ditanyakan kembali kepada anak sebagai syarat untuk dapat
masuk ke kelas.
Contoh lagu: “Siapa Tahu”
b.
Pemberian Segelas Susu saat Pembelajaran
Sentra

Gambar 3. Pemberian
Segelas Susu saat Pembelajaran Sentra 1

Gambar 4. Pemberian
Segelas Susu saat Pembelajaran Sentra 2
Model pembelajaran sentra dan saat
lingkaran atau “Beyond Center and Circle Time” (Lebih Jauh Tentang
Sentra dan Saat Lingkaran) atau lebih dikenal dengan model pembelajaran sentra,
sentra belajar (learning center atau learning areas) merupakan model
pembelajaran yang berfokus pada anak. Pembelajarannya berpusat di sentra main
dan saat anak dalam lingkaran.
Model pembelajaran sentra
merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan sentra bermain pada saat
pembelajaran. Sentra bermain merupakan area kegiatan yang dirancang di dalam
atau di luar kelas, berisi berbagai kegiatan bermain dengan bahan-bahan yang
dibutuhkan dan disusun berdasarkan kemampuan anak serta sesuai dengan tema yang
dikembangkan dan dirancang terlebih dahulu. Sentra memungkinkan anak untuk melakukan
manipulasi terhadap berbagi obyek, terlibat dalam role playing saling
bercakap-cakap dengan teman-temannya, bereksplorasi, berinteraksi secara fisik,
emosional, sosial dan secara kognitif serta kegiatan variatif yang menarik
lainnya. Sentra memberikan kesempatan pada anak untuk bermain baik secara
individual, kelompok kecil maupun kelompok besar dan bahkan secara klasikal. Anak diperbolehkan memilih kegiatan yang menarik baginya dan akhirnya akan menjadikan anak sebagai pembelajar yang aktif dan interaktif.
individual, kelompok kecil maupun kelompok besar dan bahkan secara klasikal. Anak diperbolehkan memilih kegiatan yang menarik baginya dan akhirnya akan menjadikan anak sebagai pembelajar yang aktif dan interaktif.
Di Lembaga Paud Al Madina dalam
pembelajaran sentra menggunakan 4 jenis pijakan (scaffolding) untuk
mendukung perkembangan anak, yaitu (1) pijakan lingkungan main; (2) pijakan
sebelum main; (3) pijakan selama main; dan (4) pijakan setelah main.
Adapun implementasinya adalah
sebagai berikut:
1)
Pijakan lingkungan main
Sebelum pembelajaran dimulai pendidik
harus sudah menyiapkan ragam main untuk anak-anak.
2)
Pijakan sebelum main
Berisi penjelasan mengenai tema yang sedang dibahas, ragam
main, dan aturan selama bermain. Di sini pendidik dapat menggunakan gerak dan
lagu dalam mejelaskan hal tersebut. Misalnya:
a)
Dalam
membentuk lingkaran menggunakan lagu “Lingkaran”
b)
Menjelaskan
tema tentang gejala alam terjadinya hujan
c)
Aturan
main bisa menggunakan lagu “Antri yo Antri”
d)
Mentertibkan anak dengan lagu Undur – Undur
Ada undur undur jalannya mundur
Mundur mundur dengan teratur

Gambar 5.
Pemberian Segelas Susu saat Pijakan Sebelum Main
3)
Pijakan selama main
Pijakan selama bermain merupakan tindakan yang
dilakukan oleh pendidik selama anak-anak melaksanakan kegiatannya yaitu bermain.
Kegiatan Pendidik adalah mengawasi kegiatan anak, memberi bantuan jika anak
memerlukan bantuan, serta pendidik
melakukan penilaian terhadap perkembangan main anak.
4)
Pijakan setelah main
merupakan rangkaian terakhir dari pijakan-pijakan yang
dilakukan oleh pendidik. Yang dilakukan pada pijakan ini adalah menggali
pengalaman anak tentang kegiatan yang baru dilakukan. Anak diminta menceritakan
tentang perasaannya selama bermain, kemudian pendidik memberi pujian, hadiah,
dan semangat agar anak lebih bersemangat lagi. Hal ini dilakukan setelah anak
diajak untuk beres-beres bersama. Saat beres-beres guru bisa menggunakan lagu
“Beres-Beres”
c.
Pemberian Segelas Susu pada Akhir Pembelajaran

Gambar 6.
Pemberian Segelas Susu pada Akhir Pembelajaran
Pemberian Segelas Susu pada akhir
pembelajaran ini dilaksanakan dengan tujuan anak kembali ceria setelah melaksanakan
pembelajaran kurang lebih 3 jam di sekolah. Anak juga akan terstimulus melalui
pemberian lagu yang membangun untuk datang lagi ke sekolah. Lagu-lagu yang
diberikan bervariasi, namun pada umumnya adalah lagu perpisahan seperti lagu di
bawah ini:
“Berjumpa & Berpisah karena
Allah”
Selamat jalan selamat jalan sampai berjumpa
lagi
Selamat jalan selamat jalan sampai berjumpa
lagi
Kita berjumpa karena Allah kita berpisah
karena Allah
Kita berjumpa karena Allah kita berpisah
karena Allah
Selain yang telah tersebut di
atas, Segelas Susu bisa digunakan secara accidental dan kondisional dalam
berbagai macam bentuk kegiatan anak usi dini.
B. HASIL ATAU DAMPAK YANG DICAPAI
Upaya peningkatan kreativitas
pendidik anak usia dini melalui metode Segelas Susu yang diterapkan di Paud Al
Madina Wonosobo cukup memberikan hasil atau dampak yang signifikan bagi proses
pertumbuhan dan perrkembangan anak usia dini. Adapun hasil atau dampak yang
dicapai antara lain:
1. Bagi Anak Usia Dini

Gambar 7.
Peserta Didik PAUD Al Madina
a.
Dengan gerak dan lagu dapat menyeimbangkan
kerja otak kanan dan otak kiri. Sehingga apabila mereka (anak usia dini) tumbuh
dewasa ia akan menjadi manusia yang berpikir logis, cerdas, kreatif, jujur, dan
tajam perasaannya.
b.
Meningkatkan kemampuan bahasa, kosa kata, dan
logika anak usia dini
c.
Dapat memberikan rangsangan-rangsangan dalam
aspek perkembangan secara kognitif dan kecerdasan emosional (emotional intelligent).
d.
Membangkitkan perkembangan motorik halus
maupun kasar anak usia dini.
e.
Mengembangkan keterampilan fisik anak usia
dini
f.
Melatih disiplin dan kesabaran pada anak usia
dini
g.
Meningkatkan rasa percaya diri pada anak usia
dini
h.
Merangsang jiwa seni yang tertanam pada anak
usia dini
i.
Menjadikan anak usia dini yang sehat cerdas
ceria sesuai umur
Hal ini juga selaras dengan apa
yang dikemukakan oleh Kak Zepe dalam blognya http://lagu2anak.blogspot.com/2011/06/manfaat-gerak-dan-lagu-untuk-anak-anak.html tentang manfaat gerak dan lagu,
antara lain:
a.
Dengan gerakan-gerakan yang bersesuaian
dengan lagu yang mereka dengarkan, anak-anak secara tidak langsung motorik anak
pun menjadi terlatih. Semakin bervariasi gerakan yang diberikan kepada anak,
maka motorik anak-anak pun semakin banyak yang terlatih. Biasanya variasi
gerakan meliputi gerakan kepala, gerakan tangan, gerakan kaki, gerakan pinggang
dan bagian-bagian tubuh lainnya.
b.
Lagu yang mereka dengarkan akan memungkinkan
ketrampilan kognitif anak-anak menjadi terlatih pula. Kemampuan kognitif
meliputi kemampuan untuk belajar, mengembangkan diri, memecahkan masalah, dan
lain-lain.
c.
Biasanya gerak dan lagu dilakukan secara
massal. Hal ini membuat anak menjadi terbiasa untuk bisa beradaptasi dengan
lingkungannya, dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi.
d.
Karena untuk melakukan gerak dan lagu
anak-anak harus berbaris rapi, mengikuti instruksi guru, dan gerakan- gerakan
antara satu anak dengan anak yang lain di dalam gerak dan lagu bersesuaian,
maka anak-anak pun terlatih untuk bisa disiplin.
e.
Karena gerak dan lagu adalah salah satu
bagian dari olahraga atau senam, maka manfaatnya pun hampir seragam. Misalnya
untuk menstabilkan dan menambah kekebalan tubuh, menyehatkan badan, membuat
anak berpikir lebih jernih, menghindarkan kemalasan, melatih sportifitas, dan
lain-lain.
2. Bagi Pendidik Anak Usia Dini

Gambar 8. Asatid
PAUD Al Madina
Sudah tidak diragukan lagi, bahwa
Segelas Susu dapat memberikan dampak positif bagi pendidik anak usia dini,
antara lain:
a. Transfer knowledge terasa lebih
mudah dan ringan diterapkan kepada anak usia dini
b. Dengan kemudahan dalam transfer
knowledge diharapkan pendidikan tersalurkan secara efektif dan efisien
c. Terciptanya suasana yang aktif dan
menyenangkan dalam pembelajaran
d. Meningkatkan daya kreativitas
pendidik dalam pembelajaran
e. Terbentuknya pendidik yang sehat,
cerdas, ceria dan berakhlakul karimah

Gambar 9.
Asatid dan Anak Usia Dini yang Berprestasi
C. KENDALA – KENDALA YANG DIHADAPI
Dalam menerapkan metode
pembelajaran Segelas Susu di PAUD Al Madina Wonosobo sebenarnya tidak ada
kendala yang cukup berarti. Namun demikian, kadang terjadi ketidakselarasan pendidik
dalam memberikan contoh gerak dan lagu kepada anak. Selain itu, keluwesan
pendidik dalam menggerakkan anggota tubuh kadang kurang terlatih. Namun, hal
itu bisa teratasi seiring berjalannya waktu dan kesadaran pendidik dalam
mempelajari kembali gerak dan lagu yang telah disepakati bersama. Kadang
muncul juga kejenuhan anak dalam melakukan kegiatan ini, namun demikian
pendidik terus berusaha memberikan sentuhan gerak dan lagu yang lebih menarik
lagi.
D. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Dalam
melaksanakan metode pembelajaran Segelas Susu guna meningkatkan kreativitas
pendidik anak usia dini, terdapat faktor-faktor pendukung terealisasinya
program tersebut, antara lain:
1.
Pengalaman
mengajar
2. Adanya motivasi sebagai pendidik PAUD untuk
mengembangkan kecerdasan anak usia dini dalam bentuk gerak dan lagu yang menyenangkan
3. Munculnya kesadaran untuk mengubah pola pembelajaran
yang aktif, kreatif dan menyenangkan di PAUD Al Madina
4. Dukungan dan motivasi sesama rekan pendidik di PAUD Al
Madina
5. Fasilitas yang memadai guna penerapan metode
pembelajaran Segelas Susu di lembaga PAUD Al Madina.
E. TINDAK LANJUT
Dalam menerapkan metode Segelas
Susu guna mencipatkan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan serta meningkatkan
kreatifitas pendidik dalam mengajar akan memberikan hasil yang optimal mana
kala ditindaklanjuti dengan langkah sebagai berikut:
1.
Upaya perbaikan dan peningkatan dalam
melaksanakan Metode Segelas Susu dari waktu ke waktu
2.
Adanya inovasi baru dalam melaksanakan Metode
Segelas Susu
3.
Adanya pemahaman tentang manfaat yang
diperoleh dalam menerapkan Metode Segelas Susu
4.
Karya nyata ini akan bermanfaat mana kala
dipahami dan dilaksanakan oleh praktisi pendidikan anak usia dini (PAUD) baik
formal maupun non formal.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Segelas Susu adalah singkatan dari sentuhan gerak dan
lagu untuk anak usia dini yang sehat, super, dan sesuai umur. Segelas Susu merupakan
metode pembelajaran gerak dan lagu untuk anak usia dini yang diaplikasikan
dalam bernyanyi sambil menggerakkan anggota tubuh.
Segelas Susu diharapkan mampu
mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf dan membantu anak dalam upaya
mengembangkan kecerdasan yang meliputi berbagai aspek yang seperti; kognitif, afektif,
psikomotorik, bahasa, dan juga emosional. Selain itu, metode ini diharapkan
mampu mengembangkan bakat seni yang tertanam pada diri anak dan kreativitas
pada tenaga pendidik anak usia dini.
Penerapan Segelas Susu
dilaksanakan pada saat Opening, Pembelajaran sentra, dan pada akhir Pembelajaran. Penerapan
ini diharapkan mampu memberikan dampak yang positif baik bagi anak maupun
pendeidik anak usia dini. Dalam melaksanakan Metode Segelas Susu pada
anak, ada beberapa proses yang membantu pendidik dalam mengkondisikan anak
antara lain hangat dan antusias, keluwesan, bervariasi.
B. REKOMENDASI
Peningkatan kreativitas pendidik melalui metode Segelas
Susu merupakan karya nyata yang telah dilaksanakan di PAUD Al Madina Wonosobo.
Metode ini memberikan pengaruh bagi pendidik guna menciptakan pembelajaran yang
aktif, kreatif dan menyenangkan.
Metode ini penulis rekomendasikan kepada semua pelaku
pendidikan anak usia dini (PAUD) baik formal maupun non formal untuk bisa
diterapkan si sekolah masing. Kepada orang tua, hendaknya mampu memberikan
stimulus berupa lagu-lagu anak yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak usia
dini. Selain itu penulis, juga berharap agar Pengurus HIMPAUDI selaku wadah
organisasi Pendidik PAUD untuk dapat menginformasikan tentang manfaat yang bisa
diambil dalam menerapkan metode tersebut.